Minggu, 21 Februari 2010

Perkenalan

Sherin: Sherinnia deandra fitryna

Dia adik dari Shirin yang hobby-nya melukis. Hobby Sherin adalah membaca. Li Hann sampai membuatkan perpustakaan untuk Sherin. Setiap ingin tidur,dan jika sudah bosan bermain,juga jika ia sedih atau marah,ia pasti akan lagsung berlari ke perpustakaan dan membaca buku yang temanya sesuai perasaan ia saat itu. Sifatnya, tidak bisa mengontrol dirinya kalau sedang marah,pintar,dan juga detektif. Dia selalu ingin tahu apa saja. Berbeda dengan kakanya yang tak pernah ingin tahu segala hal yang tak berguna.

Shirin: A-shirina diandra firtynna

Dia adalah tokoh utama dalam cerita ini.Dengan hobby-nya yang suka melukis, Shirin mempunyai kamar khusus untuk dia melukis. Shirin adalah kakak kandung Sherin. Dia juga sangat baik kepada adiknya, dia sering membelikan adiknya buku atau novel baru ketika ia sedang membeli alat-alat lukisnya.

Sifatnya, baik,ramah,sopan,dan juga cerdas. Dia sering membantu Sherin dan mengajarkan Sherin untuk lebih bisa mengontrol dirinya jika sedang marah.

Li Hann: Hannah devandy reshita.

Dia adalah guru Vokal Shirin dan Sherin. Dia yang selalu mendukung dan juga merawat Sherin dan Shirin. Mereka berdua sempat sedih,kaku,dan tidak mau kemana-mana atau stres akan kematian ibu mereka. Tetapi, Li Hann selalu mendukung mereka berdua dan mendorong mereka agar tetap tegar dan bersemangat.

Mrs. Farrely: Farrely five-v jcekhirra

Dia adalah guru kelas Sherin dan guru bahasa inggris Shirin. Mrs. Farelly ini sangat sayang kepada kakak beradik yang diketahuinya selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya. Dan Sherin selalu mendapat juara satu di kelasnya. Sherin selalu di bimbing oleh Mrs.Farrely jika ia belum mengerti. Berbeda dengan teman lainnya yang jarang sekali diperhatikan oleh Mrs. Farelly. Tapi,walaupun sperti itu kepada anak-anak lainnya,Mrs. Farelly tetap sayang kepada semua siswa di kelasnya.


Ha......

“ assalamu’alaikum anak-anakku semuanya.....” sapa Mrs. Lilly.

“ wa’alaikum salam Mrs. Lilly....how are you to day?” tanya anak-anak serempak kepada Mrs. Lilly.

“ i’m fine thanks....”,” anak-anak.... hari ini,Mrs. Akan membacakan nilai ulangan matematika kemarin.”

“ hasilnya sangat bagus sekali...tidak ada yang mendapat nilai dibawah 75. “ lanjut Mrs.Lilly dengan wajah yang sangat ramah.

“ hore....” teriak semua anak gembira.” Ayo Mrs. Umumkan nilai-nilai kami yang bagus,kami sudah tidak sabar lagi!” kata Dinda.

“ baik Dinda,semuanya....ayo duduk, tenanglah...” perintah Mrs. Lilly sambil mengambil daftar nilainya.

“ Julia chaesa 78,Gracia dewira 91,Kirana julinne 89,Diandra dianaira 92.....” Mrs. Lilly mengumumkan nilai-nilai tersebut dan akhirnya Mrs. Lilly mengucapkan namanya keras-keras,” A-shirina diandra firtynna 100, Alycya gautama 95,Kevin michael agarel 97, Titony glaudi putra 100 Cintyya deskrinna 98 dan yang terakhir, Adrian fernando 97.” Ucap Mrs. Lilly.

Shirin tenang dan sangat gembira sekali ketika nama dan nilainya disebutkan keras-keras oleh Mrs. Lilly.

“ Shirin,namanya bagus...nilanya pun bagus....” goda Adri.“ oh.. iya ya...” kata Fitri sambil tertawa.

Di kelas,banyak sekali yang suka sama Shirin. Terutama Adri dan Kevin anak ter-iseng di sekolahnya. Mereka berdua sering sekali menjahili Shirin dan anak perempuan lainnya.

Istirahat pun tiba, Shirin keluar kelas ditemani oleh sahabatnya yang bernama Dinda atau Diandra dianaira.

“ hei Shirin...kok kamu mainnya Cuma berdua aja sih?” tanya Kevin.

“ emangnya kenapa? Aku kan Cuma mau main sama Dinda aja!” kata Shirin.

“ aku ikut main ya?” tanya Kevin. “ hah? Main sama aku sama Shirin? Hahaha...kamu emangnya mau jadi banci? Mau di ledekkin temen-temen?” tanya Dinda sambil tertawa. Shirin ikut tertawa.

“ hei...siapa yang nanya kamu Din, ge-er amat!” kata Kevin sambil berlalu meninggalkan mereka berdua yang masih tertawa.

“waduh rin,jangan-jangan...nanti dia mau ngerjain kita lagi?” kata Dinda kepada Shirin.

“ga tau ah...jangan di pikirin kalee..mendingan,sekarang,kita ke perpustakaan aja!” ajak Shirin. Ternyata,Kevin mendengar percakapan mereka berdua dan segera berlari ke perpustakaan.

Sesampainya Dinda dan Shirin di perpustakaan....

“ haah? Din,kok Kevin ada disini sih? Bukannya tadi ada di lapangan basket deh?” tanya Shirin kaget. Kevin senyum-senyum melihat mereka berdua kebingungan.

“ astaghfirullah alazim....KEVIN....!!!! KENAPA KAMU IKUTIN KITA?” bentak Dinda marah.

“ ssstt...Din, nanti Ms. Astri marah lho!” kata Shirin sambil mengumpat di balik tubuh Dinda.

Dinda dan Shirin menoleh ke meja Ms. Astri. Tampak di wajahnya bahwa Ms. Astri marah karena Dinda telah berteriak di perpustakaan.

Dilihatnya pula Kevin. Ia tentu sangatlah puas karena telah mengerjai mereka.

“ Shirin,kayaknya,kita harus....KABUR!!!!!!” teriak Dinda sambil menarik lengan Shirin.

“ hahahaha...makanya...jangan main-main sama Kevin!” kata Kevin tertawa terpingkal-pingkal.

“ KEVIN! Skot jam 50 kali!” kata Mrs. Astri tiba-tiba.

“ tapi Ms...”,” cepat Kevin!” bentak Ms. Astri.

Kevin akhirnya menerima hukuman itu. Dia pun skot jam di perpustakaan. Sementara Shirin dan Dinda terus berlari hingga mereka sampai di depan Laboratorium.

“ hhhh..hhh...hhhh...aduh rin, aku cape banget nih!” Dinda mengeluh sambil mengatur nafasnya. “ ah..kamu! masa gitu aja capek! Eh...tapi, iya juga sih aku capek!..” kata Shirin.

“ dasar! “,” hehehe...”,” eh Din,kita istirahat di kelas aja yuk! Kan Ms. Astrinya aja gak ngejar kita.” Ajak Shrin kepada Dinda.

Mereka berdua segera berjalan menuju kelas.

Di kelas.............

“ aduh..gila, capek banget! Eh, ada Sherin!” kata Dinda. “ eh, ka Dinda, ka Shirin....nih..kak! aku kasih bekel buat kakak! Tadi kan ketinggalan. Oh..ya kak, kenapa kakak mukanya kecapekan?” tanya Sherin.

“ ga papa kok de! Makasih ya...oh,ya! Ade gak main sama temen-temen ade? ” Shirin bertanya kepada adik tersayangnya itu.

“ gak ah...aku mau main sama kakak aja, boleh gak kak?” Sherin balik bertanya.

“ boleh..boleh...boleh kok!” kata Shirin tersenyum. Akhirnya, Sherin,Shirin, dan Dinda bermain di kelas Shirin.

Teet...teeet...Teeet...

Bel masuk pun berbunyi. Semu anak memasuki kelasnya masing-masing. Sherin pun memasuki kelasnya.Mereka semua memulai pelajaran kembali.

Asyik....

Pulang sekolah, Shirin akan bekerja kelompok di rumah Glaudyya. Sekaligus Shirin juga akan mengajar berenang di rumah Glaudyya.

“ assalamu’alaikum...mama, kami pulang!...” kata Shirin sambil menghampiri mamanya yang sedang memasak kue di dapur.

“ wa’alaikum salam....eh, Shirin, Sherin, kalian sudah pulang nak... mau bantu mama memasak?” tawar mama.

“ maaf ma, kami berdua ingin kerja kelompok, dan aku sekarang ada jadwal ngajar renang di rumah Glaudyya. Jadi, kami harus ganti baju sekarang, dan berangkat. Maaf ya ma...” kata Shirin. “ oh..ya udah, gak apa-apa kok! Ya udah, sana! Ganti baju, terus makan siang, oke nak?” kata mama.

“ siip ma...” kata mereka berdua dan segera pergi ke kamar mereka berdua. Mereka mempunyai kamar masing-masing, tapi, karena Sherin takut sendirian di kamar, jadi kamar mereka di jebol dan di beri tirai kerang cantik berwarna kream. Kamar mereka pun bernuansa laut. Serba biru.

Selepas berganti baju, mereka segera turun dan menuju meja makan.

Mereka bertiga pun makan bersama dengan hidangan yang telah di masak oleh mama Shirin dan Sherin yang juga jago masak.

“ makasih ya ma..udah masakin kita makanan yang enak..kalo gitu, kita berangkat dulu ya ma. Assalamu’alaikum...”,” Wa’alaikum salam...hati-hati bawa mobilnya ya nak!” pesan mama.

Shirin pun mengacungkan jempolnya dan mengangguk. Mereka berdua segera memasuki mobil dan berjalan meninggalkan rumah.

“ Sher, tau gak? Tadi kan si Kevin bikin ulah lagi!” kata Shirin sambil menyetir.

“ kali ini bikin ulah apa lagi sih? Perasaan, tiap hari bikin ulah mulu! Bosen tau...” kata Sherin sambil meledek kakaknya.

“ kali ini beda...dia juga kena batunya.”,” masa? Coba cerita...”

“ oke. Tadi tuh,biasa..dia iseng sama kakak sama kak Dinda. Kan kita udah suruh pergi. Tapi, pas kakak sama kak Dinda lagi ngobrol, dia nguping. Jadi,dia nyusul ke perpustakaan. Disana kak Dinda marah-marah. Eh, Ms. Astri juga marah...kakak kabur ajah! Hehe...tapi Kevin kena batunya. Dia disuruh skot jam 50 kali!”kata Shirin.

“ hahahaha...emang ribet ya jadi anak SMP! Dimarahin guru lagi!” ledek Sherin. “ bukan guru neng... penjaga perpustakaan.” Kata Shirin. “ tapi kan, Ms. Astri jadi guru kelas 6. week...” Sherin menjulurkan lidahnya.

“ihhh...kamu kayak jerapah! Hahaha...kapan salon lidah? Panjang amat lidahnya!?” tanya Shirin.

“ ih..kakak....masa gitu sih sama adenya sendiri..” Sherin cemberut hampir ingin marah. Tetapi, Shirin mencegahnya.

“ eitt..apa janjinya? Kalau marah, kakak turunin di jalan nih! “ kata Shirin.

“ oh.. iya lupa! Gak kok..aku gak marah...bener deh...tadi Cuma boongan kok kak!” kata Sherin sambil nyengir.

“ yeess...akhirnya nyampe juga!” Kata Shirin. “ kita turun yuk!” katanya kepada Sherin. Tapi, tak ada jawaban.

“ sher, ayo kita tu....”kata-kata Shirin terpotong.” Yah..dia malah tidur! Sherin, ayo bangun...udah nyampe nih...” kata Shirin sambil menggoyangkan badan Sherin.

Sherin terbangun dan hampir saja marah, tapi...” ssstttt...ada kak Nico!” kata Shirin.

“ HAH? Mana?” tanya Sherin celingak-celinguk mencari kak Nico.

“ sss..hahaha..ketipu! ya udah

Anak baru yang menyenangkan

Diana berjalan menuju sekolahnya. Di jalan, Diana bertemu seorang kakek tua yang sedang duduk di bawah pohon sambil merintih kelaparan. Diana segera menghampiri kakek itu dan bertanya
”Kakek kenapa?” tanya Diana.
“Kakek lapar sekali cu...” kata kakek masih sambil merintih.
“Kakek belum makan ya?” tanya Diana lagi.
”Iya, kakek belum makan sama sekali dari kemarin pagi” kata kakek itu dengan lemas.
Apa aku kasih bekal aku aja kali ya? Buat kakek ini? Lagi pula, kakek ini kan belum makan dari kemarin, sedangakan aku, Cuma di sekolah aja tidak makannya.
Setelah lama melamun [berpikir sebentar], akhirnya Diana membuka tasnya dan memberikan [mengeluarkan] bekal makanannya. Lalu Ia memberikan bekalnya kepada kakek itu.
“Ini ada makanan buat kakek. Sekarang kakek makan saja makanannya. Kan nanti kotak bekalnya mau saya bawa lagi kek” kata Diana.
“Terima kasih.... e... e... siapa namanya?” tanya kakek itu.
”Diana kek” kata Diana. ”Iya... terima kasih...” kata kakek itu.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya kakek itu selesai makan. Diana bergegas pergi ke sekolahnya. Hari ini, dia sedang di hukum oleh mamanya karena lupa mengerjakan PR. Jadi hari ini, Diana tidak pakai mobil pribadi. Diana harus berjalan kaki selama seminggu ini. Mulanya ia agak keberatan tetapi, ia tahu kalau ia salah, sehingga akhirnya ia menerima hukuman dari mamanya itu.

Sesampainya disekolah....
“H...h...h...h...hhh... cape banget” kata Diana terengah-engah.
“Wah..non Diana kok gak pake mobil ?” tanya Pak Rusli, satpam sekolah.
“Soalnya, aku lagi dihukum mama nih pak!” jawab Diana.
“Ya sudah ya pak, aku masuk kelas dulu...dah...” kata Diana lagi.
“Ya non...” jawab pak Rusli.
Di kelas....
“Assalamu’alaikum....” Diana mengucapkan salam pada saat masuk ke kelas.
“Wa’alaikum salam...... nona cantik...” jawab Harrie. Harrie adalah salah satu dari 3 sahabat Diana lainnya.
“Hai Harrie, aku capek banget nih!” kata Diana sambil duduk di bangkunya. Harrie menghampirinya dan duduk di sebelahya. Sebenarnya, yang duduk sebangku dengan Diana adalah Regita, sahabat Diana pula.
“Kenapa capek?” tanya Harrie. “Tadi, aku jalan kaki” jawab Diana.
“Hah..?? kok kamu jalan kaki sih? bukannya kamu naik mobil? ” Harrie terbelalak.
“Hmmm... ya gitu deh, aku lupa ngerjain PR matematika. Kemudian akhirnya mama hukum aku. Padahal sudah enak nggak dihukum sama bu Astri” kata Diana dengan wajah lelah. Belum sempat Harrie berkomentar, Regita datang.
“Assalamu’alaikum....” kata Regita.
“Wa’alaikum salam....” jawab Diana dan Harrie serempak.
“Hai Diana, hai Harrie...” sapa Regita.
“Awas kau, aku ingin duduk!” kata Regita kepada Harrie. Harrie kaget dan langsung jatuh.
“Hahahaha.... lucu sekali saat kau terjatuh Harrie” kata Diana.
“Hei, hati-hati dong Regita !” kata Harrie dengan nada kesal.
“I’m sorry, aku gak sengaja. Habisnya kamu duduknya terlalu pinggir, terus kesenggol aku deh! Jangan marah dong...” kata Regita memohon.
“Ya..ya... aku maafin kamu! Kamu kan sahabat aku!” kata Harrie.
Semua murid telah hadir, begitupun Keyza, sahabat Diana. Bel telah berbunyi, semua anak segera duduk di tempat masing-masing.

Terdengan suara langkah kaki bu katrine yang pelan tetapi hangat. Cikha berdiri dan ....
“Ucapkan salam...”
”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh....” kata anak-anak serempak.
“Wa’alaikum salam...anak-anakku tersayang” jawab ibu Katrine lembut.
“Hari ini kita kedatangan murid baru. Ibu harap, kalian bisa menerima murid baru ini sebagai teman kalian” kata bu Katrine.
“Silahkan masuk nak!” bu Katrine mempersilahkan anak baru itu masuk. Semua anak murid terdiam melihat kecantikan dan keanggunan yang terpancarkan dari wajah anak baru itu.
“Halo semuanya... perkenalkan, namaku Shiffana Stevanni Anggelya. Aku pindahan dari SD Internasional Elite. Aku pindah kesini karena ketidak betahan aku terhadap pelayanan pelajaran dan teman-teman yang sangat sombong” kata Stevanni panjang lebar.
Tiba-tiba Juliette mengangkat tangan, tanda bahwa ia ingin bertanya.
“Ya, silahkan Juliette..” bu Katrine mempersilahkan Juliette untuk bertanya.
“Bu, bolehkah Akiong pindah tempat, dan Stevanni duduk di sebelahku? Soalnya, Akiong selalu mengisengiku bu...” kata Juliette polos.
“Hhhh... tentu saja sayang, kalau karena Akiong nakal, dia boleh pindah. Mungkin... kalau sama laki-laki, dia tidak akan nakal. Oke. Akiong, kamu pindah dekat Adam” kata bu Katrine.
“Ah... bu Katrine, nanti saya harus jailin siapa lagi dong bu, kalau bukan Juliette?” tanya Akiong.
“Akiong, cepat!” kata bu Katrine dengan tegas. Akhirnya, Stevanni duduk sebangku dengan Juliette. Tak terasa, bel istirahat pun berbunyi.
“Diana... kita makan yuk !” ajak Regita.
“Nggak ah, aku gak bawa bekal...” jawab Diana.
“Loh.. kok kamu gak bawa bekal sih? Apa....jangan-jangan, itu sebagian dari hukuman kamu lagi, nggak bawa bekal...” kata Regita asal-asalan sambil bergidik ngeri.
Ia berfikir kalau-kalau nanti ibunya menghukumnya seperti itu. Sudah jalan kaki ke sekolah, tidak membawa bekal dan tidak dibekali uang jajan pula.
“Nggak..gak..gak kok! Mama tadi membawakanku nasi goreng. Tapi,di jalan, aku ketemu kakek-kakek yang sedang kelaparan. Terus, aku kasih aja deh bekal aku. Nih... tempatnya” kata Diana sambil mengeluarkan kotak bekalnya yang sudah kosong melompong.
“Hmm.... ya sudah... aku ke taman dulu ya! Sebentar....aja! oke?” tanya Regita. Regita, Keyza dan juga Harrie pergi ke taman tanpa Diana. Kelas terasa sepi ketika mereka bertiga telah keluar kelas. Kini di kelas hanya tinggal Stevanni dan Diana.
“Halo... nama kamu siapa?” tanya Stevanni.
“Eh, hai namaku Diana,” jawab Diana.
“Diana, kok kamu nggak makan sih?” tanya Stevanni.
“Bekalku habis, soalnya tadi...” Diana coba menjelaskan namun belum selesai kalimatnya, Stevanni langsung memotongnya.
”Eh, aku tau kok! kamu pasti lapar? Nih, ada roti buat kamu!” kata Stevanni sambil memberikan roti bekalnya kepada Diana.
“Wah, makasih ya, walaupun kamu bukan sahabatku, kamu tetap baik sama aku. Dan walaupun kamu anak baru disini.” Ucap Diana terdengar gembira.
“Ya, dan kamu Diana, aku sudah menganggap kamu sebagai sahabatku, walaupun kamu gak menganggap aku sebagai sahabat kamu. Dari pertama, aku perhatiin satu-satu anak disini. Dan, aku lihat dari cahaya mata kamu, kalau kamu itu anak yang baik dan peduli sesama. Buktinya, tadi kamu memberi makan kakek-kakek yang sedang kelaparan.” Kata Stevanni panjang.
“Terima kasih banyak ya Stevanni, kamu akan termasuk dalam salah satu daftar sahabat aku”, kata Diana sambil memeluk Stevanni dengan haru.
“Ya, kamu juga!” kata Stevanni sambil balas memeluk Diana. Mereka akhirnya terus mengobrol hingga bel masuk pun tiba.

Up To You, What Happen Aya Naon...?

Besoknya di sekolah, ketika Diana masuk, seisi kelas sudah ramai dan tertawa. Bahkan Akiong sampai berguling-guling di lantai saking lucunya. Karena penasaran, Diana segera bertanya kepada Keyza.
“Keyz, mereka kenapa sih? Kok ketawa gitu?” tanya Diana keheranan.
Tiba-tiba, Akiong menghampirinya dan berkata “Up to you, what happen aya naon ?” kata Akiong masih sambil tertawa. Tak terasa, tawa Diana meledak juga. Walaupun ia tak tahu artinya, tetapi kata-kata itu terdengar lucu dan aneh di telinganya.
“Hahahahahahaha... kamu dapet dari mana? Akiong?” tanya Diana.
”Aku ngarang sendiri kok! Hehe...” jawab Akiong sambil tertawa.
“Hei teman-teman semuanya, gimana kalau setiap hari, sebelum belajar, kita adakan sidang bohongan? Gimana?” tanya Akiong.
Semua anak-anak mengangguk setuju tak terkecuali Stevanni. Dia tampak bersahabat dengan teman-teman yang lain dan langsung mempunyai banyak teman.
“Nah, sebagai hakim ketuanya, Diana dan Gisky. Lalu tersangkanya, aku sendiri. Hakim, Stevanni, Nisca, Keyza, dan juga Juliette. Yang lainnya menonton. Oke?” kata Akiong.
“Oke Akiong !” jawab semua anak serempak.
“Akiong, bagaimana kalau sekarang saja? Mumpung masih pagi dan gak ada guru, juga belum bel,” usul Stevanni.
“Boleh...” akhirnya sidang pun dimulai
“Tersangka, silahkan duduk di bangku!”
“Mengapa anda berbuat kesalahan?”
“Kesalahan apa, hakim?”
“Mencuri”
“Kesalahan saya bukan mencuri hakim...”
“Lalu apa?”
“Nggak tau..”
“Oh maaf, berarti saya salah orang dong!”
“Ya iyalah, masa ya iya dong !”
Akhirnya, semua hakim pura-pura keluar kelas.
“Hei kamu!! kata suster disana, benar bahwa kamu adalah pencurinya.”
“Masa? Coba tanya lagi!...”
“Benar kok...”
Tiba-tiba, dari belakang muncul Diana.
“Eh...kamu kok disini? Kamu kabur ya?”
“Ha? “
“Eh.. maaf hakim, ini orang gila yang kabur dari ruangannya.”
Terdengar suara meledak semua anak.
“Ah..udah..ah..capek..lagi pula udah bel!” kata Stevanni.
Semua anak mengangguk dan duduk di tempat masing-masing.


Notes :
Ini tulisan Sasha yang asli dan hanya diedit penulisannya saja. Istilah dalam hukum seperti Jaksa dan Hakim atau pengacara masih rancu baginya. Sengaja saya biarkan apa adanya.

Minggu, 14 Februari 2010

My School... I’m coming....

Setelah liburan usai,A-meii dan Ling-ling kembali bersekolah.
Pagi sekali,mereka terbangun dari mimpi indah mereka. A-meii dan Ling-ling segera menuju kamar mandi mereka masing-masing.
Setelah mandi, A-meii meneruskan dengan membaca buku di perpustakaan yang terletak di tengah-tengah kamar A-meii dan Ling-ling.
Sementara Ling-ling meneruskan dengan menulis cerita di perpustakaan bersama A-meii.
“ waw..Ling-ling,bagus sekali buku yang baru papa beli kemarin. Tak percuma papa beli mahal-mahal. Isinya keren sekali!” kata A-meii kepada Ling-ling.
“ huh...buku terus...bosan!!!” seru Ling-ling sambil memonyongkan bibirnya.
“ Ling-ling,kok kamu gitu sih?” tanya A-meii masih tetap sabar akan tingkah adiknya itu.
“ habisnya,tiap hari cici baca buku terus...” kata Ling-ling.” Memangnya kenapa kalau aku baca buku? Baca buku kan bisa bikin pintar..”kata A-meii.
Setelah menghabiskan waktu di perpustakaan,mereka berdua akhirnya kembali ke kamar masing-masing.
“ hari ini,pake baju yang mana ya?” tanya Ling-ling kepada dirinya sendiri. “ oh..iya ya,sekarang kan hari senin,berarti aku pake baju kimono merah dong! Asyik..pake kimono...”kata Ling-ling sambil meloncat-loncat gembira.
“ Ling-ling,A-meii,cepat turun...kalian harus sarapan dulu...” panggil mama dari bawah.
“ ya ma...aku datang..” kata A-meii dan Ling-ling bersamaan.
“ yes...pagi ini kita makan spaghetti sauce!” kata A-meii setelah melihat makanan kesukaannya.

“ yah...spaghetti sauce...bosan!” kata Ling-ling memonyongkan bibirnya.
“ ya ampun Ling-ling....dari tadi mengeluh terus! Bosan lagi,bosan lagi,kamu gimana sih? Lagi pula,kemarin kan li shin-ma sudah memasakkan maknan kesuaanmu.” Perotes A-meii.
“ maaf ci,iya deh...aku akan memakan spaghetti sauce ini walaupun aku tak suka.” Ucap Ling-ling sambil tertunduk.
“ memang kamu harus memakannya Ling-ling,nanti siang, Mr. Fando akan datang kerumah kita. Katanya,dia kangen sama kalian...” kata mama.
Mr. Fando adalah guru A-meii dan Ling-ling waktu mereka kelas 1 dan 2.
Dan sekarang,A-meii sudah kelas 5,sedangkan Ling-ling masih kelas 4.
“ apa? Mr. Fando? Hhhh pasti dia akan memintaku untuk membuatkannya lagu! Ahh...seperti anak kecil saja!” keluh A-meii.
“ ah..masa? kamu bohong ya,Meii?” tanya mama. “ bener kok! Waktu itu aja,dia minta bikinin lagu ke A-meii,”kata A-meii.
“ hahaha..itu sih,nasibnya cici! Haha..nasib..nasib..” ledek Ling-ling. A-meii langsung cemberut. Mama dan papa tersenyum melihat Ling-ling dan A-meii.
“ sudah..sudah..tak usah la kau A-meii, bersedih macem tu...” kata papa dengan logat melayu-nya.
“ papa ini,bisanya melucu saja!” kata mama. Mama dan Ling-ling langsung tertawa.
“ namanya juga papa! Sama seperti anaknya...Ling-ling.” Kata papa dengan logat aslinya.
“ya sudah..kalau gitu,aku berangkat sendiri saja!” kata A-meii sambil berlari keluar rumah,tak perduli sekarang ia sedang memakai kimono atau tidak.
Ia masuk kedalam mobilnya. “ A-meii!!! Jangan marah gitu dong...A-meii....” teriak mama sambil mengejar mobil A-meii.
“ yah...cici marah...”kata Ling-ling. “ makanya, kamu jangan iseng gitu sama cici kamu...” nasihat mama.” Papa juga sih..ikut-ikutan aja!” kata Ling-ling.
Setelah makan,Ling-ling dan papa langsung pergi ke sekolah Ling-ling.
“ makasih ya pa! Dah papa....” kata Ling-ling melambaikan tangan kepada papa.
Di Kelas....
“ hai Ling,apa kabar?” tanya Fa-shen. “ kabarku baik-baik saja..oh..ya Shen,anterin aku dong ke kelas ci A-meii...” kata Ling-ling.
“ yaudah..” jawab Fa-shen. Ling-ling membawa sebuah kotak makan.
Mereka berdua berjalan ke kelas 5A.
mereka berdua memasuki kelas 5A. “ cici!” panggil Ling-ling. Semua teman A-meii menengok. Tak terkecuali A-meii sendiri.
“ ci,jangan marah ya! Aku minta maaf deh..” kata Ling-ling. “ iya.. cici udah gak marah lagi sama kamu,emangnya ada apa kamu kesini?” tanya A-meii.
“ nih..makanan cici! Tadi kan cici belum makan,langsung pergi aja!” kata Ling-ling sambil memberikan kotak makan bertuliskan nama “ A-MEII ”.
“ makasih ya Ling-ling...” kata A-meii. “ sama-sama ci! Yaudah..Ling-ling kekelas dulu ya!” kata Ling-ling.
Mereka berdua pun memulai pelajaran mereka masing-masing.
Hari ini,di kelas A-meii akan ada seoarang murid baru.
Hampir seluruh siswa menebak bahwa murid baru itu perempuan.
Tapi,tidak dengan Ganhy. Ia selalu berfikiran positif. Hehe...karena,memang lebih banyak murid perempuan dari pada murid laki-laki. Apalagi,murid perempuannya galak-galak. Jadi,wajar saja kalau Ganhy takut.

Suara langkah kaki bu Gherta terdengar. Semua murid langsung duduk di tempat masing-masing. Deffara,sang ketua kelas bersiap untuk menyiapkan.
“ beri salam...” terdengar suara menggelegar Deffara. Bu Gherta memasuki kelas.
“ selamat pagi bu guru....good morning...how are you to day...” kata anak-anak serempak.” Selamat pagi anak-anak ,good morning,i’m fine thanks..” kata bu Gherta.

Pernikahan Akiu dan Li

Hari ini, akiu Young-vi akan menikah dengan li din-fi. akiu Young-vi adalah adik laki-laki mama yang ke-3.
Pagi ini, aku akan mengenakan gaun berwarna merah dangan pita di sebelah kanan gaun.
Ling-ling sangat cantik dengan gaun merah mudanya. Mama juga tampak cantik dengan kimono berwarna biru.
“ cici, hari ini cici memakai gaun aja ya?!” kata ling-ling. “ memang aku akan menggunakan gaun! “ balasku.
“ pasti cici akan menggunakan gaun berwarna merah itu ya?” tebak ling-ling.
“ yaps! Betul sekali!” jawabku.
“ A-meii,Ling-ling....jangan mengobrol terus...cepat kalian ganti baju! Papa sudah menunggu di mobil.” Kata mama.
“ ya ma!” kataku dan Ling-ling bersamaan. Kami berdua langsung masuk kekamar dan mengganti pakaian kami dengan gaun yang tadi telah disiapkan.
Setelah berganti pakaian,aku dan Ling-ling segera masuk kedalam mobil. Mama dan papa sudah lebih dulu berada di mobil.
“ ma, nanti akiu sama li Din-fi nikahnya dirumah kung-kung sama ama ya?” tanya Ling-ling.
“ iya sayang,makanya sekarang kita mau kerumah kung-kung dan ama.”
Kata mama. Di perjalanan,Ling-ling tak henti-hentinya menghafal sebuah lirik lagu yang akan dinyanyikan nanti oleh dia di pernikahan akiu dan li.
Akhirnya....sampai juga di rumah kung-kung dan ama. Disana, belum ada yang datang.
Terlihat kung-kung dan ama sedang sibuk mempersiapkan pernikahan akiu dan li.
Aku dan Ling-ling segera mendekati ama dan kung-kung. Tak lupa kami berdua bersalman kepada ama dan kung-kung.
“ hai ama.....” sapaku dan Ling-ling. “ eh,A-meii dan Ling-ling sudah datang..” balas ama.
“ mana papa dan mama kalian ?” tanya ama. “ gak tau tuh ama! Kita gak ngeliat. Kayaknya sih kebelakang deh ama lagi liat pengantin baru...” kata Ling-ling.
“ oh..ya sudah....ama kebelakang dulu ya.. cari papa dan mama kalian.” Kata ama sambil berjalan meninggalkan kami berdua.
Kmai berdua segera pergi ke ruang rias. Di ruang rias ada li Kai-she yang sedang merias seseorang.
“ hai li...” sapa kami berdua. “ hai juga A-meii,Ling-ling..” jawab li Kai-she
“ li,itu siapa?” tanyaku.”itu Gisha,meii,” kata li Kai-she.
“ hai..namaku A-meii atau bisa juga meii.” Kata A-meii.” Halo meii..aku Gisha.” ,” halo ci Gisha..aku Ling-ling..” kata Ling-ling.” Halo juga Ling-ling..” kata Gisha.
Setelah lama sekali aku dan Ling-ling berbincang-bincang dengan Gisha,akhirnya acara pun dimulai,tamu mulai berdatangan.
Gisha dan temannya yang bernama Lee segera menuju depan rumah kung-kung dan ama.
Mereka berdua duduk di bangku yang telah disediakan khusus untuk pager ayu.
Seorang nenek tua mengisi namanya dan menuliskan alamatnya di sebuah buku.
Gisha dan Lee lalu memberikan sebuah souvenir berupa gantungan lampion kecil berwarna merah menyala.
Pernikahan akiu dan li berlangsung sukses. Ling-ling juga telah berhasil menyanyikan sebuah lagu.
Tampak di wajah akiu dan li bahwa mereka berdua sangat senang.
Tak terasa,acara pernikahan pun selesai.
Mama dan papa sudah bersiap-siap untuk pulang. Aku dan Ling-ling berlari mendekati akiu dan li yang sedang duduk.
“ akiu Young-vi,li Din-fi, selamat ya! Semoga akiu dan li punya anak yang akan menjadi sepupu baruku dan Ling-ling..”kataku sambil tersenyum.
“ terima kasih A-meii...mudah-mudahan saja ya meii,doakan akiu dan li ya!” kat akiu sambil balas tersenyum pada A-meii.
Ling-ling dan A-meii pun mencari papa dan mama mereka. Mereka semua pulang kerumah dengan perasaan yang senang setelah berpamitan dengan semua saudara yang datang.

Catatan:
Akiu: paman/oom
Li: tante
Cici: kakak
Ama:nenek
Kung-kung: kakek

Selasa, 02 Februari 2010

Curhatku

Hari ini teman-temanku akan datang ke rumah ku,aku sangat senang......sekali.
Pada saat ingin pulang,aku tambah semangat lagi,karena teman-temanku semuanya akan naik angkot bersamaku dan juga teman yang biasa menemaniku pada saat naik angkot yaitu Anggi.
Kami berempat,Nisca,Angel,aku,dan Anggi. Mereka bertiga adalah teman satu kelasku.
Nisca dan Anggel sama sekali belum pernah naik angkot. Karena, mereka berdua diantar oleh sopir pribadi mereka.
Pada saat bel pulang berbunyi,kami berempat langsung saja menaiki angkot yang melewati arah rumahku.
Di angkot,ada seorang anak lelaki kecil yang memakai baju yang sudah jelek,dan tampangnya sangat malu sekali. Dia juga sangat kotor,jorok lagi!
Angel,yang dapat duduk di sebelah anak itu,tampak sangat menghindari tubuh atau baju anak itu.
Nisca duduk di sebelah Angel. Dia sangat kesempitan karena Angel menggeser-geserkan badannya ke sebelah Nisca lebih dekat.
Aku tampak memerhatikan

Sherin Jangan Tinggalkan Aku

Tak mudah bagi Sherin untuk dapat datang ke pesta ulang tahun sahabatnya,Adelia.
Walaupun dia anak orang kaya, tapi dia merasa sangat terbebani untuk datang ke pesta sahabanya itu.

Maafkan aku Del,aku tak akan mungkin bisa datang ke pesta ulang tahunmu. Ucap Sherin dalam hati.

Dengarkanlah aku yang saja di hatimu.. kehadiranmu sungguh berharga bagiku.... handphone Sherin berbunyi.

Ia langsung mengangkat telefonnya. “ hai Sherin! Ini aku,Adel,kamu jadi datang kan,ke pesta ulang tahunku?” tanya Adel melalui telefon.

"H..h..hai..juga Adel! e..e..a..a..a..ku" Sherin kaget setelah mengetahui kalau yang menelefonnya ternyata Adel.

Sherin langsung menutup telefonnya.
Enggak..Adel gak boleh tau kalau aku...gak..gak..Adel gak boleh tau!

Handphone Sherin kembali berbunyi. "Adel lagi! Aku gak boleh angkat telefonnya" kata Sherin sambil mematikan kembali telefonnya.


Notes :
Baru sampai di sini Sasha belum melanjutkan ceritanya lagi.....

Senin, 01 Februari 2010